Wednesday, November 29, 2017

Mengatasi Amarah Dalam Diam | #HelloLife


Holla...

Sebagai orang yang berprinsip segala sesuatu, apapun itu harus dijelaskan sampai ke akar-akarnya. Terkadang sulit untuk meluapkan amarah tanpa menyakiti hati orang lain. Karena disaat tenang saja mulut ini bisa meler-meler kemana-mana. Apalagi ketika marah.

Walaupun aku tetap berprinsip segala sesuatu harus dijelaskan, baik itu buruk ataupun menyenangkan. Karena suatu masalah itu ada disebabkan oleh komunikasi yang tidak balance. Nah, menjelaskan atau mengkomunikasikan adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. 

Tadinya... aku selalu berpikir seperti itu. Tadinya! Semakin bertambah usia. Prinsip tadi mulai bergeser. Iya! Tetap dijelaskan. Namun mungkin waktunya tidak selalu saat itu juga. Boleh lah memberi ruang sedikit dan menghelakan napas sejenak agar apapun yang disampaikan bisa diterima. 

Lalu semakin kesini (tua, maksudnya *LOL*) lagi, prinsipku semakin bergeser lagi. Ketika marah sudah diubun-ubun dan tidak melihat titik cerah secuil pun. Ya sudah lah, DIAMKAN saja. Mungkin bukan kata lagi yang akan menjelaskan, tapi waktu yang terus bergulir dan akan menunjukkan dengan kenyataan dimasa yang akan datang. 

"If you can't be kind,

Be Quiet!"

Entahlah, apakah sikap diam bentuk dari sebuah kedewasaan? Atau ketidak mampuan dalam mengatasi masalah? Tidak perduli apa karena faktor kematangan atau memang agak labil. Yang jelas, saat ini aku meyakini ternyata tidak semua orang mau mendengarkan atau memahami apapun dan bagaimanapun kita menjelaskan.

Tidak selalu orang menganggap usaha kita baik. Menganggap maksud kita positif. Kenapa? Karena dia tidak mau! That's it.

Kenapa tidak mau? Biarlah dia yang menghadapi sikapnya sendiri. Tidak perlu kita gubris lagi. Yang jelas, kita tidak bisa mengendalikan sikap dan sifat orang. Tidak akan pernah bisa. Walaupun kita anggap bisa, tapi stop aja lah. Lebih baik kita mengendalikan sikap dan sifat kita sendiri. 


Tapi sikap diam ini tetap memunculkan masalah. Tapi buat aku, masalah itu akan terkikis dengan sendirinya jika diam itu tetap kita hiasi dengan kesadaran akan kesalahan kita sendiri, bukan diam yang meng-gema-kan kesalahan orang yang kita diamkan. 

Walaupun begitu, tetap aja. Buat aku mengatasi amarah dengan diam ini tidak berlaku untuk semua orang. Ada orang-orang yang memang bisa untuk memahami bagaimana kita melampiaskan kemarahan kita. Tapi banyak juga yang tidak kan?

Ketika aku sudah memutuskan "diam dalam amarah" itu berarti karena aku tidak bisa melanjutkan konflik. Karena terkadang kita marah dengan orang yang tidak bisa kita lawan. Tidak berhak kita sakiti lebih dalam lagi (walaupun maksud kita bukan begitu, kesannya yang begitu) dan terlalu lelah memaksakan dia untuk berempati dengan apa yang kita rasakan. Karena bisa aja dia juga tidak memahami apa substansi dari amarah kita. Jadi ketika begini, bagiku diam ketika marah adalah solusi. 

Pokoknya, jangan sampai amarah membuat kita menyakiti orang lain dan juga diri kita sendiri. Amarah bukan disimpan dalam diam, tapi diselesaikan dalam diam. Diselesaikan di hati masing-masing. Stop menjadi pribadi yang lebih buruk. Stop membuat orang lain merasakan hal yang lebih buruk. Stop segalanya yang membuat keadaan menjadi lebih buruk. 

Diam dikasus ini bisa disebut sebagai transisi perasaan. Dari amarah, menuju pemahaman, cooling down, mengikhlaksan hati, dan berakhir dengan kematangan sikap. 

Dari pada sikap diam ketika marah kita dipenuhi dengan pikiran (yang pastinya buruk) tentang orang yang membuat kita marah, lebih baik kita meluangkan waktu untuk diri sendiri. Menikmati hidup dengan hal-hal sederhana yang bisa membuat hati kita semakin besar dan ruang kedamaian semakin luas. Menikmati setiap proses dalam hidup ini yang tidak selalu terasa manis. Karena tanpa terpikirkan oleh kita, orang yang menjadi obyek amarah kita juga tengah berjuang dalam menghadapi proses kehidupannya, yang tentu juga tidak mudah. 


Kalau aku saat ini, aku lebih memilih nge-blog, dengerin lagu-lagunya Adhitia Sofyan, minum kopi, nge-gofood makanan, dan baca novel atau nonton chiclick untuk mengisi stock ketenangan hati dan pikiran agar lebih legowo dalam menghadapi amarah dan tetap diam dalam ketenangan, bukan diam dalam keter-tekan-an yang suatu waktu bisa meledak. 

========================================

Sekian dulu tulisan yang dibuat spontan karena pengaruh cuaca mendung tiga hari berturut-turut ini. Hahaha...

XOXO

Madamabi___

No comments:

Post a Comment

Hai. Terimakasih sudah membaca postingan ini. Silahkan memberi komentar yang baik dan tentu saja sopan ya dear. 😘

Review: Mother Of Pearl My Lips But Prettier Skin Tint | 07 Pretty Bold

Okeh.. waktunya kita review lipennya mama ayang!! Dari awal kemunculan Mother Of Pearl, aku udah ngebatin "harus coba nih!". At ...