Thursday, February 28, 2019

Serba-Serbi Burnout Pada Ibu | #MommyLife


Holla…

Beberapa waktu lalu, aku membuka poling di Instagram Story-ku. Dua issue yang aku lemparkan seputar mommy life. Yaitu, burnout dan mompetition / mom shaming. Hasil poling menunjukkan burn out sebagai topik yang paling diminati oleh para ibu-ibu.


Boleh di follow dong moms IG: @jurnal_madamabi

Lalu, apa sebenarnya burnout? Mengapa burnout kerap menyapa para moms? Lalu apa saja dampak yang terjadi?

Burnout, Bukan Sekedar Rasa Lelah

Istilah lain dari kata “kelelahan” dalam bidang psikologi, yang pertama kali dipopulerkan di tahun 1974 oleh Freudenberger. Istilah ini menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga serta kemauan seseorang.

Tidak dipungkiri aktifitas sebagai ibu, membuat hampir seluruh waktu dan tenaga kita terkuras. Belum lagi faktor-faktor eksternal, seperti “bisik-bisik tetangga” maupun “ekspektasi saudara/keluarga”, yang juga mempengaruhi kondisi mental kita. Tidak hanya tubuh yang lelah, hati dan pikiranpun ikut tersita. Lengkap deh bok!

Sebabnya? Bisa Dari Diri Sendiri Maupun Orang Lain

Aku kembali membuka kolom pertanyaan di Instagram Story-ku, terkait masalah burnout ini. Tapi lebih spesifik kepada, hal apa yang kira-kira menjadi penyebabnya. Aku memang membutuhkan opini dari banyak ibu-ibu disini. Karena problem para moms itu beragam kan?


Jawabannya memang beragam. Tapi secara garis besar. Kurang lebih, ini dia kesimpulannya:

Terjebak Pada Predikat Wonder Woman / Wowmom | Memenuhi Ekspektasi Idaman Orang | Management Waktu Yang Kurang Baik | Beban Status | Melupakan Diri Sendiri | Jarak Usia Anak Yang Terlalu Dekat | Peran Ganda | Kurangnya Perhatian & Pengertian Dari Pasanganq
Banyak hal yang menyebabkan seorang ibu menjadi kelelahan. Bukan sekedar lelah pegal-pegal. Tapi bisa sampai lelah yang depresi, sedepresinya. Kita nggak bisa pungkiri ya, di zaman milenial ini masih banyak orang yang membebankan banyak hal yang tidak masuk akal kepada seorang perempuan. Apalagi ketika kita sudah menjadi ibu. Dianggap harus bisa, harus maklum, harus sanggup dan harus sempurna. Padahal, secara akal sehat. Ya mustahil bebku!

Mengenai hal ini, aku jadi teringat kalimat Elizabeth Santosa, seorang psikolog yang merupakan pemateri di suatu event parenting yang pernah aku hadiri.

“Ibu bukan wonder woman buk! Tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Manage lah waktu anda.” Begitu kira-kira kalimat yang ia lontarkan, ketika aku menanyakan tentang bagaimana seorang ibu bisa melakukan aktifitasnya (berkerja, mengurus rumah, mengurus  diri sendiri dan keluarga) namun tetap memiliki waktu full kepada anak.

Iya. Tidak mungkin, karena kita bukan wonder woman ataupun wonder wowmom. Singkirkan pikiran itu. Karena hanya akan menyiksa jiwa dan raga kita. Maklumlah kepada diri sendiri, jika kamu tidak handal dibeberapa hal. Semuanya akan baik-baik saja moms kalau kamu punya kelemahan dan kekurangan. Ya begitulah kita. Tidak sempurna.


Lagian, jika dipikirkan lebih dalam. Hampir sebagian besar usaha untuk sempurna yang kita lakukan, sebenarnya hanya berpatok pada ekspektasi orang. Harapan orang. Kita seperti berambisi untuk terlihat pantas menjadi seorang ibu. Takut dianggap gagal menjalankan tugas dari status kita. Bukan keinginan kita. Bukan desakan suami ataupun tuntutan anak. Benar tidak? Kalau aku sih, ya begitu. Dan sempat terjebak. Lalu sadar. Bye deh dengan ekspektasi orang. Aku yakin, orang yang sayang dan benar-benar peduli kepadaku akan memaklumi kekuranganku. So, kenapa harus menyiksa diri untuk orang yang tidak perduli?

Sekali lagi ya. Mustahil kamu ingin mewujudkan keluarga yang bahagia kalau kamu tidak bahagia moms.

Baca Juga:

Ini Yang Terjadi Jika Ibu Terlalu Lelah (Burnout), Berakibat Fatal Untuk Diri Sendiri Dan Sekitar

Kalau kamu terjebak pada problem-problem diatas, dan merasakan kalau itu hal yang salah. Yuk, segera stop semua ini moms. Kenapa? Karena ada banyak sekali dampak buruknya untuk kita, dan untuk orang sekitar yang kita sayangi. Khususnya, suami dan anak.

Semangat Hidup Menurun Membanding-Bandingkan Diri Dengan Orang Lain Mudah Marah, Tersinggung dan Sedih Selalu Dibayang-bayangi Penyesalan Suka Menyalahkan Keadaan, Orang Lain, Bahkan Diri Sendiri

Burnout ini akan membuat pikiran kita juga semakin kacau. Sehingga tidak dapat digunakan secara maksimal. Bahkan hanya untuk memikirkan apa yang akan kita lakukan dalam detik itu juga. Kalau sudah begini, jelaslah tidak baik untuk pengasuhan anak. Karena seorang ibu tidak hanya berperan sebagai pengasuh, melainkan juga pendidik. Dan mendidik anak butuh putar otak mengatur strategi, agar metode parenting kita bisa diterapkan dan sesuai dengan karakter anak.

Kelelahan jiwa raga seperti ini juga mempengaruhi keharmonisan rumah tangga ya. Diposisi seperti ini, mana sanggup lagi kita bercengkrama dengan suami. Walaupun memaksakan diri, pikiranpun dan hatimu sudah tidak bersemangat. Yang ada malah pembicaraan menjadi ngalor-ngidul. Diajak bertukar pikiranpun tidak fokus, bahkan bisa salah paham sampai memancing emosi. Namanya juga capek ya.


Kehidupan sosial-pun bisa semakin buruk. Kita jadi semakin sensitive, terutama jika melihat seseorang yang kondisinya terlihat lebih baik dari kita. Insecure, pasti. Jika kita tipe pasif, besar kemungkinan untuk membatin. Jika kita tipe agresif, bisa menyerang balik dan berujung pada mompetition dan mom shamming. Keduanya tidak baik dan tidak sehat.

Kemudian semuanya semakin buruk dan kacau. Ada saat dimana kita menjadi menyesali semuanya. Menyesali status. Menyesali keadaan. Bahkan sampai membenci diri sendiri.

Hempas Manja Burnout Dengan Hal-Hal Ini

Self Love | Beri Reward Untuk Diri Sendiri | Me Time | Afirmasi Positif | Cari Bala Bantuan
Kita memang tidak bisa memungkiri kalau semua kejadian dalam hidup kita, ya takdir tuhan! Nggak ada yang bisa disesali ataupun disalahkan. Burnout erat kaitannya dengan keadaan, dan kemampuan kita untuk menaklukan keadaan tersebut. Nggak ada yang salah kok dengan sebab-sebab yang aku jabarkan sebelumnya. Semuanya manusiawi, dan beberapa takdir. Wajar dan tidak bisa diubah. Kita tidak bisa mengontrol apapun yang bergulir dikehidupan kita. Tapi kita bisa dong ya mengontrol diri kita sendiri. Mengontrol pola pikiran dan perilaku kita. Semua berawal dari diri kita. Bagaimana kita menerima, dan bagaimana kita menyingkapi.

Sadari betul kalau kita tidak bisa melakukan semuanya sendiri, dan itu wajar. Kita akan lemah dalam satu hal, tapi pasti kita oke banget untuk hal lainnya. Bukan kamu aja kok yang nggak sempurna di muka bumi ini. Nggak masalah. Bodo amat kalau ada yang komentar ini itu. Itu mah akan tetap terjadi, apapun yang kamu lakukan.

Disaat mulai mencapai titik kelelahan yang sampai mengganggu konsentrasi, berhenti dulu. Istirahat dan sering-sering kasih reward untuk setiap pencapaian yang kamu lakukan setiap harinya. Seperti, menghadiahi diri sendiri dengan secangkir kopi susu dingin karena telah memandikan dan memberi anak makan. Hah? Iya. Setiap detail yang kamu lakukan harus diberi reward. Karena kamu melakukan dengan usaha. Barengi dengan afirmasi positif setiap harinya. Bentuk kalimat-kalimat yang memicu motifasi positif yang membangun. Hal ini bisa membuat hati semakin kuat lho.


Memerlukan bantuan bukan berarti kamu tidak mampu mengerjakannya sendiri. Tapi waktu kita terbatas moms. Banyak hal yang harus dilakukan. Jadi berbagi peranlah. Khususnya dengan suami. Oke-oke aja kok kalau kita meminta bantuan orang dirumah, seperti orangtua, mertua, adik, ataupun siapapun yang kita percaya. Tapi, pastikan kita sudah memikirkan jenis bantuan seperti apa yang mereka berikan. Jangan sampai bantuan tersebut, benar-benar mengambil peran kita. Cukup bala bantuan dalam hal dan waktu tertentu saja. Seperti, bantuan menjaga anak beberapa jam disaat kita ingin me time di luar rumah.

Next, aku mau bahas tentang hal-hal spesifik yang bisa menstabilkan kelelahan kita para buk-ibuk deh. Di sini udah terlalu panjang dan ramai. Ntar bacanya udah burnout bebs. Hihihi.

Nah, kalau kalian punya cara apa untuk menghalau dan menghempaskan rasa lelah moms? Share yuk di kolom komentar.

XOXO

Madamabi___

1 comment:

  1. madam, kalo aku burnout nya adalah kelelahan yang terlampau besar sementara waktu untuk diri sendiri saja susah bener. jadinya kadang yang jadi incaran ya anak dan emosi kadang gak terkontrol. padahal aku yang seharusnya lebih bisa nyiapin waktu. cara aku sekarang, adalah 10 menit nyiapin waktu setiap hari sekedar untuk nulis di note atau hanya diam tanpa pegang hape. seringnya setelah subuh. sedikit membantu.

    ReplyDelete

Hai. Terimakasih sudah membaca postingan ini. Silahkan memberi komentar yang baik dan tentu saja sopan ya dear. 😘

Review: Tavi Urban Shield 3 In 1 Super Fine Mist

Face mist adalah salah satu produk skincare yang menurutku experiencenya selalu menyenangkan dan cukup memanggilku sebagai si pemilik kulit ...