Beberapa hari belakangan ini, aku sedang
melakukan misi detox gadget. Atau tepatnya, berusaha untuk tidak menggunakan
gadget di kehidupan sehari-hari.
Niatnya…
Inginnya…
Tetapi…
Ya gitu deh!
Haha.
Mungkin sebenarnya aku salah set aja.
Harusnya lebih terkonsep lagi sih. Ini hanya niat, detox gadget.
Udah, dilakuin deh. Nggak jelas juntrungannya mau gimana.
Tapi, berhubung aku anaknya santai
(uhuk). Ya lanjut aja. Lanjutin aja yang udah diniatkan. Walaupun nggak rapi
rencananya, ya bodo amat. Ya cuma detox gadget ini. Bukan rencana pernikahan.
Nggak perlu prepare kali bok. Ini adalah salah satu moment impulsif yang pernah aku
buat.
Oke, lanjut ke cerita awal. Jadi niat
awal kan mau detox gadget. Nggak megang hape sama sekali. Tapi ya mustahil ya
bebku. Kan eike butuh WA-an sama suami juga pas dia kerja. Yang mau bilang beli
susu anak pas sekalian pulang lah. Yang mau bilang isiin OVO, karena mau jajan kopi
susu lah. Kan banyak tuh.
Mana si Emak yang jauh di kota seberang
juga kangen anaknya. Ntar nggak bisa dihubungin malah parno dia kan.
Belum ada setengah hari, niat detox
gadget berubah jadi detox sosial media. Jadi masih boleh megang hape untuk
komunikasi aja.
Terus keesokan harinya, berniat untuk
udahan detoxnya. Sempat lihat Instagram Stories beberapa temen. Tapi tiba-tiba
kepikiran, “ah masa sih segitu aja?” Jadi lanjut lagi deh di hari kedua.
Kemudian di hari ketiga, aku udah mulai
mantep. Oke, aku hanya nggak main Instagramku aja. Masih main IG @lelipstickan
(dagangan-ku bok, boleh sekalian di follow gih. Wkwk promosi).
Masih buka Pinterest juga untuk cari informasi dan inspirasi.
Kenapa aku hanya libur dari akun Instagramku saja?
Well…
Harus aku akui, sebenarnya racun dalam
hidupku ya akun Instagramku sendiri (@jurnal_madamabi). Banyak hal yang mau
dilakukan ke-pending karena asyik scroollllll, scrolllll. Sampai lupa dunia
nyata. Asyik aja gitu.
Paham banget lah kalau kita sebagai ibu,
harus pinter-pinter dalam mengatur waktu. Iyeee. Tau.
Tapi ya jujur, di aku belum berhasil.
Aku nggak menutup kenyataan kalau banyak
yang berhasil, tapi ini ceritaku ( mana ceritamu #eh). Si orang yang lagi
berusaha mengendalikan diri dari pengaruh gadget yang lama-lama jadi toxic.
Iya, aku menganggap Instagram salah satu pusat informasi di zaman global ini. Tapi ini pure masalah aku yang udah ke-asyikan aja. Ke-asyikan untuk sesuatu yang ternyata jadi nggak asyik lama-kelamaan. Btw, aku nggak nyalahin Instagram ya. Aku nyalahin diriku yang bablas. Jangan salfok sayang.
Kenapa aku bilang bablas. Jadi selama
ini, kalau megang hape. Sebenarnya niatnya mau lihat yang lain. Eh alam bawah
sadar langsung meng-instruksinya untuk buka Instagram.
“Buka instagramu Sari.. buka… buka
instagrammu”
Dan akupun nurut.
Kemudian, sadar.
Ngapain aku buka instagram?
Kan tadi bukan mau ini. Oalah sar.
Ini bikin aku kesel sendiri, karena
banyak hal jadi terkendala. Banyak yang mau dilakukan jadi terbengkalai.
So, aku langsung log out dari Instagram.
Kemudian di hari ke-empat menjadi sangat terbiasa untuk tidak membukanya.
Aku
perjelas ya, kenapa aku hanya detox Instagram jadinya?
Beberapa aplikasi lain tetap aku buka. Karena memang aplikasi lain itu tidak mengendalikan diriku sepenuhnya. Jadi emang ketika butuh, buka lalu tutup. Jadi fix aku detox IG-ku saja.
Lalu apa yang aku dapat dari detox
Instagram ini?
Aku jadi memahami mana yang “mau” dan “butuh”
dalam menggunakan smart phone.
Selama aku main Instagram ini, aku lebih
banyak ngelakuin yang nggak perlu dibandingkan yang perlu. Melihat yang tidak begitu ingin aku lihat. Dan itu buang waktu.
Aku juga jadi paham, kalau sesuatu tidak
kita tinggalkan. Kita tidak tahu, apakah itu baik atau tidak untuk kita.
Aku juga jadi paham, banyak hal yang
sudah aku lewatkan…. tanpa sadar.
Selama detox IG, langkahku juga jadi
mudah aja. Jadi kalau pengen ini. Tinggal buat. Nggak ada distraksi lagi. Sadis
ya, bisa-bisanya aku berjarak dengan diriku sendiri. Sad beb, sad!
Selama detox IG. Aku jadi benar-benar main sama Essam. Biasanya juga main dan gadget aku simpan kalau sesi main sama dia. Tapi pikiranku entah kemana. Eh tadi ada yang like postku kah? Atau, eh tadi ada yang komen ya? Ini yang bikin aku sadar, kalau ternyata kehadiranku disisi anakku selama ini masih belum benar-benar cukup untuk dikatan “ada”.
Terus jadi mati gaya?
Ternyata enggak.
Aku nggak tahu bagaimana bisa
merasionalkannya. Tapi pikiran ini jadi lebih plong. Emosi jadi stabil.
Jujur, malah keasyikan.
Malah setiap diri ini bertanya, kapan
nih main IG lagi? Aku masih enggan. Haha.
Kemudian, aku jadi mengasah diriku sendiri
dengan aktifitas yang lebih kreatif. Aku ngapain ya hari ini? Ya langsung
dikerjain.
Nggak ada lagi cerita, terduduk lalu megang hape. Kemudian lupa apa yang
dibuat. Jadi lebih produktif dan aktif lah intinya.
Lalu mau lanjut detox?
Iya nih. Kayaknya jadi kecanduan detox
IG. Karena jadi se-plong ituh. Aku salut kalau ada yang aplikasi IG-nya masih
terbuka, terus bisa mengontrol diri. Kalau aku harus log out deh.
Terus? Terus rencananya aku mau detox
IG-nya di rutinkan begitu beb. Seminggu tiga kali. Haha
Semoga tercapai.
Tapi, bukan berarti aku jadi nggak main Instagram sama sekali ya. Aku masih memerlukan Instagram untuk menyalurkan passionku. Aku hanya berusaha untuk melakukan seuatu hal seperlunya saja. Agar manfaatnya tetap dapat. Dan diri ini tidak terlalu larut dengan ke-asyik-an yang ujung-ujunya malah menjerumuskan. Berusaha untuk smart aja dalam menggunakan teknologi.
Kamu pernah detox gadget atau sosmed?
Share yuk.
XOXO
Madamabi___
Saya baru sampai NIAT aja nih untuk detox, prakteknya mah nggak pernah jalan ((: padahal aku juga sadar banget kalo lagi main sama anak tapi tangan megang hape itu jadinya nggak fokus, bener yang Mba bilang, diri kita tuh nggak benar-benar ada buat si anak. Beberapa kali malah kena tegur anak disuruh taruh hapenya kalo lagi main huhu
ReplyDeleteSalut mbak sama usahanya buat detox. Karena di luar sana banyak yg malah nyalahin app-nya, ya yg toxic lah, bikin boros lah, bikin dosa lah XD Padahal mah usernya aja yang salah follow akun atau nggak bisa kontrol diri ahaha
ReplyDeleteSemangat terus mbaak! :)
Sama kak, aku juga kalo buka hape akan bawah sadar langsung mengerahkan jari ini buat buka ig dan scroll, dan jadinya waktuku yang kepake buat melakukan tugas A jadi kepake buat liat foto foto orang
ReplyDelete