Saturday, August 10, 2019

Grow Happy Parenting | Happy From The Inside-Out


Holla...

Tahun ini aku kembali menghadiri event dari Nestles Lactogrow, yang mengusung tema:

Grow Happy Parenting: Happy From The Inside-Out.

Acara ini berlangsung pada hari Rabu, 07 Agustus 2019. Diselenggarakan di Junction Cafe, Medan.

Talkshow yang membahas tentang pola asuh dan tumbuh kembang anak ini, di-isi oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing.

Siapa sajakah mereka?


Mba Pramudita Sarastri (Brand Executive Nestle)

Ibu Dr.dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K) &

Ibu Elizabeth Santosa, M.Psi, Psi, SFP, ACC (Psikolog)

Nah, lalu sebenarnya apa sih yang jadi pembahasan dalam acara ini?

Persis seperti temanya, acara ini diselenggarakan untuk membahas dan mengulik seputar tumbuh kembang anak. Tidak hanya dari dalam dirinya, tapi juga meliputi  faktor-faktor dari luar.

Jadi gini nih, kita pasti sebagai orangtua sering mempertanyakan dan mencemaskan hal-hal yang menyangkut masa depan anak kita. Tentunya ya kan?

Ketika ditanya apa yang kita persiapkan untuk itu?

Ya seringnya kita menjawab, investasi dana dalam bentuk asuransi ini-itu. Sekolahin di tempat terbaik. Fasilitasi bakatnya.

Ya benar. Nggak salah kok.

Tapi dari event ini, lebih dipertegas lagi bahwa semua bermula dari perasaan yang bahagia.  Anak dengan masa kecil yang bahagia. Because, a happy childhood is a foundation for future happines.

Kemudian, berlanjut dan berkaitan lagi pada statement berikut nih. Kalau anak yang bahagia bermula dari pencernaan yang sehat.

A happy child has higher chance of a healthy development and succes later in life.

Wah!

Masa sih?

Iya. Aku juga baru ngeh.

(Aku sih udah lama)

Oke ada yang jawab seperti di atas. Pateeen.

Jadi hal tersebut disebut faktor internalnya (in) ya.

Kemudian, ketika ingin merancang kebahagian anak. Sering kita hanya berpatok pada diri anak. Bawa jalan-jalan atau rekreasi. Beri kesenangannya. Tapi, sering lupa ya untuk bikin diri kita sendiri sebagai orangtua untuk bahagia dulu.

Maksudnya gimana? 

Kaitannya apa?

Karena anak bahagia lahir dari orangtua yang bahagia. Ini sebutlah faktor eksternalnya (out).

Baiklah.

Jadi aku mau bahas dua hal ini lebih lanjut dan terpisah ya.

Kesehatan Saluran Cerna Mendukung Tumbuh Kembang Anak Agar Optimal

Oke, pertama aku mau jelasin, kenapa sebelumnya aku sebutkan kalau untuk menciptakan anak yang bahagia dan tumbuh kembangnya optimal, bermula dari pencernaan?

Berdasarkan pemaparan dari dr. Ariani yang menyebutkan.


"Nutrisi yang baik mendukung tumbuh kembang anak yang baik dan optimal agar dapat berprestasi"

Masuk akal banget ya.

Boleh flashback sedikit, ketika anak masih bayipun. Aku akrab sekali dengan yang namanya kolik, konstipasi, diare dan lain sebagainya. Walaupun anakku tidak mengalami semuanya, tapi ya memang penyakit yang identik dengan anak sedari bayi itu masih seputar pencernaan. 

Terus untuk kaitannya dengan kerja otak?

Jadi gini deh, aku tanya ya? Siapa yang kalau laper bawaan mager, bad mood dan lola (loading lambat)?

(Tunjuk tangan)

Beneran kan ya, kalau lapar ya boro-boro disuruh mikir. Mau nafas aja kadang malah jadi ngedumel. Nggak sinkron langsung kerja otaknya.

Nggak hanya orang dewasa, anakpun begitu.

Nggak usah muluk dulu deh bicara tentang metode ini-itu dalam hal mendidik anak, kalau kebutuhan perutnya (nutrisi) juga belum bisa kita maksimalkan.

Karena kesehatan saluran cerna mendukung tumbuh kembang anak agar optimal.

Lah kok bisa?

Jauh amat dari otak ke perut?

Bukan masalah jarak, tapi sejatinya memang ada kaitan yang erat antara sel otak dengan sel pencernaan. Karena sistem pertahanan tubuh terbesar kita berada pada sistem pencernaan. 60-70% sumber imunitas selular.

"Semua penyakit dimulai di dalam usus"- Hipocrates-

Jadi begini, kesempatan emas atau golden moment anak berakar dari 1000 hari pertama kehadirannya. Mulai dari dalam kandungan, satu tahun sampai usia dua tahun. Itu sebabnya kita harus memperhatikan tumbuh kembang anak sedini mungkin.


Pada masa emas tersebut anak terus tumbuh kembang baik secara fisik maupun dalam hal intelektualnya. Aktif mengeksplor banyak hal. Ironisnya, pada masa-masa tersebut juga, anak mudah sekali untuk terganggu kondisi kesehatannya. Seringnya karena anak rentan terkena infeksi.

Bayangkan deh. Sangat disayangkan bukan, jika anak sampai kehilangan kesempatan emas untuk tumbuh dan berkembang maksimal karena alasan kesehatan?

Kalau aku ditanya sebagai orangtua. Sayang sekali dong. Ngenes juga rasanya setiap melihat anak sakit.

Terkadang mikir dan heran, kok bisa sampai sakit? Padahal asupan makanan sudah dijaga sedemikian rupa.

Seperti pemaparan dokter Ariani, selain jenis makanan, orangtua juga harus memperhatikan nilai nutrisi dari makanan anak. Seperti orang dewasa, anak juga sangat baik untuk mendapat asupan probiotik.

Dalam tubuh kita memang banyak sekali terdapat probiotik.

PROBIOTIK: Yaitu mikroorganisme hidup yang jika diatur dalam jumlah yang memadai, akan memberikan manfaat kesehatan pada tempat hidupnya.

Kemudian muncul pertanyaan kan? Tempat hidupnya si probiotik ini di mana?

Tentu saja di perut. Bersama ratusan miliar bakteri lainnya.

Bakteri ini ada yang baik, ada yang tidak baik untuk tubuh kita. Ada juga yang abu-abu, artinya memiliki fungsi baik namun dalam kondisi tertentu memiliki fungsi yang tidak baik juga untuk tubuh.

Lalu apa saja peran dari bakteri baik?

Selain untuk menjaga kekebalan tubuh. Juga membantu mencerna dan menghasilkan nutrisi yang mendukung kesehatan saluran cerna. Melindungi dari penyakit. Serta melindungi usus dari mikroba atau zat berbahaya lainnya.

Selain di dalam saluran cerna, probiotik juga dapat kita temui di sejumlah makanan yang dekat dengan kita.

Contohnya: tempe, yogurt, kefir, kimchi, kombucha dan lain sebagainya.

Kemudian, kita tahu nggak sih apa sajakah  probiotik yang bermanfaat atau meguntungkan itu?

Beberapa diantaranya ada:

Lactobasillus spp, Bifidobacterium spp, Saccharomyces Boulardi dan beberapa jenis spesies dari E. Coli.

Tapi diantara semua itu, yang paling dominan fungsi baiknya adalah Lactobacilus. Spesifiknya yaitu, Lactobacilus Reuteri.

Jadi si Lactobacilus Reuteri ini, lebih diperhitungkan karena:

Dia dapat bertahan hidup pada pH rendah dan lingkungan yang diperkaya enzim. Dapat juga menempel pada epitelium untuk interaksi host-probiotik. Kemudian dia juga dapat berkompetisi dengan mikroorganisme patogenik. Dan yang terpenting adalah keamannya untuk dikonsumsi.

Lactobasilus Reuteri selain dapat mempersingkat durasi diare dan menangani permasalahan pencernaan lain, seperti konstipasi dan kolik. Dapat juga menghasilkan Vitamin B12, yang bermanfaat untuk perkembangan otak. Lalu dalam hal perkembangan otak ini, Lactobasilus dibantu oleh mikroba baik lainnya (Bifidobacteria strain) untuk memproduksi Vitamin K.

Inilah yang aku sebut, penjelasannya kenapa ada kaitan antara pencernaan dengan otak.

Lalu penjelasan rasional untuk kaitannya dengan kebahagiaan apa Sar?

Probiotik itu juga berperan dalam mengubah suasana hati manusia.

Bagaimana bisa?

Dari proses sumbu mikrobiotia usus hingga ke otak, probiotik secara paralel, menurnkan pelepasan kortisol karena stress, kecemasan, dan perilaku depresi (M. Carabotti et al, 2015).

Lalu ada juga penelitian yang dilakukan Emeran A. Mayer, pada tahun 2015. Menunjukkan kalau probiotik mengurangi perilaku cemas pada anak tikus. Selain itu, pada model yang mengidap diabetes juga dilakukan penelitian. Hasilnyapun menunjukkan bahwa, gabungan probiotik menyebabkan peningkatan belajar dan daya ingat.

Wah, luar biasa ya.

Jelas sekali kita harus memenuhi nutrisi anak agar dapat berprestasi dan tumbuh dengan jiwa yang bahagia.

Why Growing A Happy Child Is Important?

Kemudian materi masuk ke ranah psikologi. Yeay, Ibu Lizzie dong tentunya.


Masih tentang tumbuh kembang yang bahagia. Tapi disini kita lebih "diolah" dalam hal "rasa" dalam mengasuh anak.

Bermula dari pertanyaan, kenapa anak harus tumbuh dalam lingkungan yang bahagia?

Menurut Professor Psikiatri Anak, Joan L Luby. Seorang anak yang dicintai dan memiliki pola asuh yang baik sejak dini, akan memiliki hippocampus 10% lebih besar. Yaitu bagian otak yang penting untuk proses belajar, memory, respon terhadap stress. Secara umum, dapat diasumsikan bahwa masa kecil yang dipenuhi cinta ibu adalah masa kecil yang bahagia.

Hal ini ditambahkan lagi oleh Professor Richard Layard. Yang mengatakan, kesehatan emosional ata kebahagiaan di masa kecil adalah hal paling tepat untuk memprediksi life satisfication dan well-being pada orang dewasa. Hal ini paling berpengaruh daripada hal lainnya seperti prestasi, pekerjaan atau kekayaan.

Jadi memang banyak sekali manfaat kebahagiaan untuk anak. Diantaranya, agar dia memiliki kesadaran diri yang lebih baik. Manajemen dirinya juga lebih baik. Memiliki kesadaran sosial yang baik juga. Anak yang bahagia juga lebih memiliki kemampuan dalam bersosial. Ini juga berpengaruh pada kemampuannya, dalam mengambil keputusan yang lebih baik.

Lalu, semua itu memiliki imbas positif dalam kehidupannya kelak lho. Akan mengatarakan anak pada keberhasilan dalam bidang pendidikan. Sukses juga dalam karirnya nantinya. Dan akan mendapatkan hasil-hasil yang positif dan penting dari setiap proses kehidupannya.

Aaaaa... Mau banget ya anak kita sebaik ini.

Tapi ya balik lagi. Kalau kita ingin anak kita bahagia dan unggul dalam kehidupannya. Jelas kitapun harus berkontribusi dalam setiap aktivitasnya. Lakukan kegiatan bersama agar moment-moment kebersamaan yang bahagia tercipta.

Jadi dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh team Lactogrow, kepada 46 responden. Yaitu orangtua dengan anak usia 2-6 tahun. Ditemukan bahwa, aktivitas bersama merupakan hal yang paling dominan menjadi pendorong agar anak merasa bahagia. Yaitu sekitar 40 %. Lalu bermain dengan mainan 30%. Family 20%. Kemudian Interpersonal, parents, dan gadget dalam persentase yang sama. Yaitu 3%.

Pada dasarnya, hampir semua orangtua hal-hal yang bisa membuat anak tumbuh besar dalam kebahagiaan yang maksimal bukan?

Tapi, sering juga hal ini terlupakan oleh kita.

Baiklah, jadi pada event ini. Akupun diingatkan kembali bahwa , untuk membesarkan anak agar tumbuh bahagia itu sebenarnya simpel sekali.

Jelas ya, seperti materi awal. Anak harus makan bergizi dan tepat waktu. Berikan dia waktu bermain dan eksplorasi. Biasakan anak untuk mengekspresikan emosi positifnya. Kita juga harus memperhatikan waktu tidur yang cukup bagi anak. Kemudian, sebagai orangtua jelaslah kita harus memberikan cinta tanpa syarat kepada anak.

Btw, teori cinta tanpa syarat ini manis banget ya. Tapi prakteknya susah bok. Gimana ngga susah? Anak meleng rapiin mainan dikit aja, mak bisa kebakaran jenggot. Haha.

Yang terakhir, sebagai orangtua kitapun harus benar-benar berkomitmen untuk membiasakan diri dan menyadarkan diri untuk antusias saat mendengarkan anak. Fokus saat diajak biacara oleh anak. Eye to eye contact. Tanpa distraksi, Aku sih jujur, belum berhasil. Hiks.

Ya jujur aja deh ya. Tidak setiap anakku manggil, aku bisa merespon dengan seksama tanpa distraksi. Seringnya ya menjawab "heeem" ketika dipanggil. Seringnya juga sayang banget ninggalin pekerjaan didapur sekejap ketika anak memanggil dari ruang televisi.

Awww. Banyak sekali ini pe-er mamak nak.

Tapi, aku berusaha untuk menerapkan tips dari Ibu Lizzie. Dengan cara, mengekspresikan emosi positif kita kepada anak. Karena perasaan/energi positif itu menular.


Bermanfaat juga untuk perubahan positif dalam aspek emosi anak nantinya. Meningkatkan energy mereka juga. Meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan kebahagiaan anak saat dia dewasa kelak. Ha juga erat kaitannya dengan perasaan yang optimis. Kebayang dong, gimana kalau anak tumbuh pesimis? Nggak ada gairah hidup dan malas mencapai suatu goal. Yang terpenting juga, agar empatinya tumbuh dan menjadi lebih peka terhadap apa yang dirasakan oleh orang dan sekitar. Fyi, empati ini emang makin hari makin mahal ya.

Lalu, bentuk nyatanya seperti apa sih si ekspresi emosi positif ini?

Kedepannya kita harus sering membiasakan diri untuk bertanya "Ada kabar baik apa?". Bukan sekedar apa kabar ya. Benar-benar pertanyaan yang menunggu jawaban detail. Bukan basa-basi, ramah-tamah namun tanpa perhatian.


Jadi setiap jawabannya memang harus sedetail mungkin. Karena yang perlu ditekankan dalam pertanyaan adalah perhatian dan keingintahuan yang mengikat emosi bahagia.

Ini pas banget kan, untuk kita para milenial parents yang punya cita-cita sebagai "teman anak". Teman cerita dan berbagi anak, sehingga anak lebih jujur dan terbuka kepada kita, orangtuanya.

Terus nih ya, satu lagi nih. Yang terpenting untuk menciptakan moment bahagia anak adalah bermain bersama dan bereksplorasi. Aku setuju sekali sih ini.

Karena bisa merasakan aura kebahagiaan yang luar biasa dari anakku, ketika dia diajak mengeksplor hal yang menjadi favoritnya. Fyi, anakku lagi gemar banget sama pemadam kebakaran. Kita sempatkan untuk mengunjungi kantor pemadam kebakaran, dan melihat secara langsung mobil-mobil pemadam kebakan. Wuidihhh. Aku sampai merinding lho melihat ekspresinya yang luar biasa indah dan bahagia. Jadi benar banget kalau eksplorasi iti penting dan bentuk aktifitasnya juga banyak.

Kemudian, balik lagi ya. Semua aktifitas itu bisa dilakukan jika kondisi fisik anak oke. Tentunya dengan asupan nutrisi yang baik.

Nestle Lactogrow Dukung Kesehatan dan Kebahagiaan Anak

Tidak hanya menyelenggarakan acara, tapi Nestle Lactogrow juga mendukung tumbuh kembang anak yang bahahia dan sehat. Yaitu dengan menghadirikan susu pertumbuhan Lactogrow 3 dan 4.

Selain mengandung Lactobasilus reuteri, juga terdapat Omega 6, Omega 3, minyak ikan, 12 vitamin dan 7 mineral. Pilihan rasapun tersedia dalam tiga varian. Plain, vanila dan madu.

Oia, susu ini diformulasikan khusus oleh para ahli di Nestle Research Centre, Switzerland.

Selain materi yang bermanfaat, aku juga merasa happy dan enjoy sekali dengan acara ini. Apalagi ada kuis yang menekankan teamwork dengan para mom lainnya. Yaitu, menyusun menu sehat untuk si buah hati dengan ilustrasi menggunakan play dough.


Thank you Nestle Lactogrow

Oia, silahkan baca juga event Lactogrow tahun 2018 DISINI ya.

XOXO

Madamabi___

4 comments:

  1. Seperti sebuah lingkaran ya kak..
    dari ibu yang happy, Grow happy kid.
    happy kid juga membuat ibunya happy.

    Jangan Sampe terjadi, ibu stress anak murung, nanti anak gak bahagia trus males belajar. Begitu terus deh berputar.

    ReplyDelete
  2. Uunch.. Ulasannya detail dan lengkap sekali. Aku jadi belajar lagi soal psikologi menjadi Orangtua dan belajar soal gizi juga. Ternyata banyak ya kak kegunaan probiotik dalam tumbuh kembang saluran cerna anak. Untung kenal dengan Nestle Lactogrow biar bisa dampingi anak Grow Happy

    ReplyDelete
  3. Salam kenal, kak 🤗. Iya, betul kak lewat acara ini kita diingatkan ttg pentingnya anak bahagia Krn efeknya yg panjang bagi kehidupan anak ya kan kak? 😊

    ReplyDelete
  4. Ada yang lebih banyak dari kita manusia ya ternyata, bakteri hihi 😁

    ReplyDelete

Hai. Terimakasih sudah membaca postingan ini. Silahkan memberi komentar yang baik dan tentu saja sopan ya dear. 😘

Review: Tavi Urban Shield 3 In 1 Super Fine Mist

Face mist adalah salah satu produk skincare yang menurutku experiencenya selalu menyenangkan dan cukup memanggilku sebagai si pemilik kulit ...