Holla...
Belakangan ini kita pasti akrab banget kan ya sama istilah "Jastip" atau Jasa Titip. Aktifitas minta dibelikan suatu produk, oleh seseorang yang sedang berkunjung ke suatu tempat. Seringnya sih luar negri dan luar kota.
Tapi tak jarang juga. Jastip berlaku di suatu pusat perbelanjaan, yang masih di kota ya sama. Biasanya sih, ini untuk store yang lagi sale dan diminati bagi yang berhalangan belanja langsung.
Atau yang paling gencar saat ini. Jastip di bazar atau event besar yang sifatnya sementara. Sebut aja deh, Big Bad Wolf Book Sale (BBW), yang diadakan di beberapa kota besar di Indonesia.
Kalau dari Event beauty, kita pasti familiar sama FD Warehouse dan Jakarta X Beauty. Yang keduanya diselenggarakan oleh Female Daily.
Dalam jastip, ada fee yang dilebihkan dari harga barang. Biasanya sekitar 15.000 IDR sampai 25.000 IDR. Fee tersebut sebagai imbalan atas waktu dan tenaga orang yang dititipkan.
Tidak bisa dipungkiri, makin hari hal ini semakin berkembang dan pantas deh kita sebut sebagai fenomena.
Bagaimana tidak?
Banyak hal yang berubah dan berkembang dari satu aktifitas ini. Mulai dari kebiasaan "minta oleh-oleh" yang bergeser jadi beli. Belum lagi, hal ini juga dilirik sebagai peluang usaha baru yang sangat menggiurkan lho.
Menarik ya...
Tapi yang namanya suatu aktifitas, ada hal seru dan menarik untuk kita tilik-tilik ya.
Ya kayak fenomena jastip ini.
Kenapa sih kira-kira hal ini semakin merebak dan banyak peminatnya? Baik yang di-jastip-in maupun yang nge-jastip.
Nah biar ngebahasnya enak. Aku mau membahasnya dari sisi orang yang nitip dan orang yang dititipin, ya bok.
Dari sisi orang yang nitip...
Jadi sebagai pengabdi jastip. Aku akan bahas lebih personal dari kubu yang hobi banget nitip beli barang ke orang lain ya. Haha.
Kenapa sih jastip ini digandrungi?
1. Bisa mendapatkan barang yang langka.
Semakin berkembangnya zaman, kita semakin mudah mendapatkan informasi ya. Terutama informasi produk. Tidak hanya produk yang ada di negara sendiri. Tapi bisa dari manca-negara.
Dengan adanya jastip. Kita bisa lebih mudah dan lebih mungkin untuk mendapatkan produk yang diingikan tanpa ribet kesana-kemari.
2. Keaslian barang lebih terjamin.
Maraknya barang palsu yang beredar belakangan ini. Membuat jastip lebih "terpercaya". Sebab biasanya barang jastip dibeli di tempat yang resmi. Bahkan ada beberapa, orang yang buka jastip bersedia mendokumentasikan proses pembelian.
Seperti live atau stories Instagram. Jadi kita para penitip, seperti memantau secara tidak langsung proses belinya.
3. Lebih efisien waktu dan tenaga.
Manusia diciptakan macem-macem. Ada yang mager-an (kayak aku wkwk). Ada yang lincah, dan senang kesana kemari.
Jadi jastip ini bisa jadi solusi untuk yang mager. Maupun yang tidak sempat/bisa bepergian, namun membutuhkan suatu barang.
Tanpa muter-muter dan berlelah-lelah ria. Cukup dari smart phone, sudah bisa mendapatkan barang yang diinginkan. Tentunya memakan waktu yang lebih sedikit dibanding beli langsung.
4. Harga barang lebih terjangkau.
Untuk barang yang belum resmi masuk ke negara kita. Jastip ini jatuhnya jadi lebih ekonomis.
Okelah, kalau ada orang yang jual (bukan jastip), biasanya untung yang diambil cukup tinggi. Kenapa? Karena hukum ekonomi tadi. Barang langka, permintaan tinggi, maka harga juga tinggi.
Sedangkan dalam jastip, rules keuntungannya sudah ada pasarannya. Jadi walaupun harga tinggi. Tingginya masih dalam standart jastip.
Walaupun ya banyak juga yang syukah nakal yaaaaa. Hiks. Tapi tenang, nanti aku kasih tips biar ngga terkecoh sama yang nakal begini.
Tapi kadang jastip ini, ngeselin dan agak rempong juga sih. Kalau...
1. Orang yang dititipkan tidak memiliki wawasan yang cukup terhadap barang titipan.
Kayak begini tuh, seringnya salah beli. Atau lebih baiknya, dibilang nggak ada produknya padahal ada. Cuma dianya tidak tahu. Hehe.
Sebab itu, kita harus pahami bagaimana orang yang kita titipin.
Misal mau nitip skin care, ya sama orang yang setidaknya paham atau ngertilah tentang produk kecantikan.
2. Harus googling harga dan spesifikasi barang sendiri.
Ada ya memang orang yang buka jastip tapi nggak mau rempong. Hampir berkaitan sama point pertama, biasanya dia tidak paham sedikitpun sama produknya. Bahkan beli dimana juga nggak tahu.
Iya sih, kita juga harus googling barang inceran kita sendiri. Tapi bukan berati yang buka jastip jadi bisa "bodo amat". Paling ngga informasikan deskripsi di kemasaan kek. Kan dia liat langsung. Atau infoin, apakah produknya best seller, recommended atau paling banyak di jastipin orang. Biasanya kan di tokonya ada tuh info begitu.
Kalau ketemu yang "malesan" begini, ingin kuberkata "ngapain yeiy pande-pande-an buka jastip boss?" wkwk. Sabar bukkk.
3. Susah juga kalau mau repurchase.
Ini sering jadi kendala ya. Karena barangnya langka, jadi takutnya ntar kalau pas kebetulan habis. Tidak ada orang yang bisa dijastipin pada saat itu juga.
Harus nyetock atau tunggu kesempatan selanjutnya deh.
4. Lama nunggu readynya.
Karena seringnya sambil, si pembuka jastip holiday. Ya sabar nunggu sampe dia habis liburan deh.
Tahan.. Tahan... Jangan ngebet kali mau pake produk baru.
Ini mirip-mirip sama PO ya.
5. Barang ketahan di airport dan kita tetap membayar.
Ini sebenarnya zonk untuk kedua belah pihak ya. Kalau kita ngga bayar, kasian yang dititipin. Uda beli dan keluar modal, tapi kita ngga bayar karena barangnya nggak sampai ke kita.
Tapi kalau kita tetap bayar, amsyooong juga. Uda keluar duit, barangnya ngga kelihatan wujudnya.
Dari sisi orang yang di titipin...
Kenapa banyak orang yang meluangkan waktunya untuk open jastip, pasti karena ada benefit yang didapat ya. Nah kira-kira apa aja tuh?
1. Peluang usaha.
Iya. Memang ada lho orang yang kerjaannya full time open jastip. Bukan kebetulan liburan atau berkunjung ke suatu negara/daerah.
Emang sengaja ngider-ngiderin mall dan berburu bazar.
Mungkin karena kalau jastip itu, pembelinya udah jelas. Keluar modal sesuai permintaan. Walaupun ya banyak juga yang hit & run. Nah ini nanti kita bahas di bagian sedih-sedihnya ya.
2. Menambah pemasukan.
Kalau ini konteksnya sambilan ya. Jadi bukan memang fokus nyari nafkahnya di open jastip. Tapi kayak selewat aja.
Sambil nyelam minum jus
Sambil liburan, mayan pulang-pulang masih ada isi dompet. Atau rekening nggak tipis-tipis amat.
Atau, bisa juga untuk yang pas kebetulan dinas/kerja. Biasanya kalau ini kan akomodasi dan transport dimodalin kantor.
3. Sebagai salah satu itinerary ketika traveling.
Untuk yang kalau liburan sukanya diisi dengan belanja-belanji, pas banget ya buka jastip.
Hati senang, dompet aman.
Jadi jelas juga tujuannya kemana itu mau ngapain.
Selain sebagai hiburan, tapi juga sebagai kegiatan yang menghasilkan.
4. Memuaskan hobi.
Hampir mirip ya sama diatas. Tapi ini berlaku tidak hanya dalam situasi liburan.
Tapi memang ada orang yang seneng banget dititipin.
Aku sering nemu yang begini. Hihi. Kadang kita tuh segenan minta tolong titip beliin. Tapi malah orangnya yang nawarin.
5. Jadi tahu produk-produk baru dan hits.
Orang kan maunya macem-macem. Dari sini kita jadi banyak tahu tentang produk-produk apa aja sih yang dipakai dan minati orang. Itung-itung ya untuk referensi bagi diri sendiri.
Tapi ya namanya usaha, teteup ada yang bikin argh (baca:kezel) juga kan ya.
1. Dapat penitip yang galau dan suka dilemma.
Ku akui, terkadang aku adalah salah satu penitip itu. Wkwk.
Pasti kesel dong ya kalau nemu pembeli yang udah last minute, tapi masih bingung mau nitip yang mana. Malah bisa tiba-tiba ganti orderan. Pletaks...
2. Bayarnya pas barang datang, itupun ya gitu deh...
Sebenarnya jastip itu kan, duit dulu ya. Biar bisa dipake untuk belanjain orderan yang nitip. Tapi ya orang mah masih suka pada prinsip, ada barang ada duit.
Okelah, kadang beberapa bisa ditalangin ya.
Seringnya sih ini malah sama saudara atau temen.
Apalagi pas barang udah datang, dianya malah betingkah. Yang tiba-tiba amnesia lah. "Hah kapan aku nitip?".
Atau malah ngomong begini dengan polosnya "udah dibeli ya? Padahal aku ngga serius lho". Oh ampun lah Juleha...
3. Ngasih keterangan produk yang tidak detail.
Buka jastip itu, besar kemungkinan peminatnya banyak dan bikin siwer. Jadi pesanan yang ngga lengkap itu bikin vertigo kumat.
Ngga bisa dipungkiri ya, masih banyak orang yang sepele sama detail produk. Seperti nama produk, varian atau no swatch.
Contohya: "aku nitip masker Freeman yang ijo ya"
Waduh...
Masker Freeman yang mana sis? Infusion? Sheet mask? Cosmic? Apa??
Ijo apa? Ijo lumut? Ijo daun? Ijo telur asin?
Minimal kirim foto yang bener lah, kalau tidak paham nama produknya.
4. Barang ketahan di airport dan kerugian kita yang nanggung.
Nah ini sama ya ngenesnya kayak di sudut pandang yang menitip. Mau di relain, kok ya tumpur?
Mau minta di ganti, kok ya ngga sampe ati juga.
Tidak semudah dan seindah itu ya ternyata jastip ini?
Tips Jastip Happy
Tapi, ada beberapa tips yang bisa kita praktek-an sebelum membuka jastip ataupun mengikuti jastip lho beb.
Seperti berikut ini:
Bagi yang mau buka jastip, hal-hal di bawah ini bisa dicoba ya.
1. Kasi rules yang detail barang apa saja yang bisa dititipkan. Pembayarannya bagaimana. Kapan buka dan tutup jastip, serta estimasi pulang atau barang ready.
2. Share foto barang beserta harga plus fee jastip. Jadi tidak rempong tanya jawab harga, ketika sedang hunting barang.
3. Payment first, jika ada barang yang tidak tersedia lakukan refund. Jadi tidak ada beban barang harus dapat, yang ujung-ujungnya bikin seteressss. Hal ini sudah di-infokan dari awal.
4. Pastiin kita paham trend produk apa yang sedang digandrungi. Hunting dulu sebelum kita menawarkan jastip. Biasanya jika kita menawarkan barang yang kita paham product knowledgenya, orang akan lebih teracuni untuk membeli.
Bagi yang mau ikutan jastip, bisa perhatikan beberapa hal di bawah ini.
1. Googling barang yang sesuai dengan kebutuhan atau berkaitan dengan minat kita. Cek review dan rating produk. Worth it atau nggak dibeli sampai kita berjastip-jastip ria begitu.
Aku biasanya cek di akun Instagram resminya, brand tersebut. Intip-intip feed influencer dari negara yang jadi target jastip.
Seperti ketika mau ikutan jastip Arab, aku suka lihatin Akun Ig-nya @pictoral_journal.
Atau sering juga nyari di pinterest.
2. Pastiin memang sulit didapatkan. Atau malah memang spesifik bisa didapatkan di daerah yang sedang dikunjungi si pembuka jastip.
Contohnya, jastip Ishizawa Lab Keana Nadeshiko Rice Sheet Mask di Jepang. Karena memang spesifik dari negara tersebut.
3. Cek dimana harga terendah produk tersebut. Jadi beberapa brand yang belum masuk Indonesia, tapi sudah ada di beberapa daerah Asia. Cari, di mana brand tersebut lebih terjangkau harganya. Karena walaupun brand yang sama, standart harga tetap berbeda.
Misalnya nih, kita mau jastip produk Lush. Konon katanya harganya lebih murah di Thailand dibandingkan Hong Kong ataupun Singapore. So, kalau mau jastip Lush, baiknya ikutan yang Open Jastip Thailand.
4. Jika produk/brand tersebut sudah ada di negara kita. Boleh di cek lagi, apakah variannya produknya sama? Apakah harganya (bahkan jika sudah kenak fee jastip dan ongkir) mana yang lebih rendah?
Kayak masker Freeman nih contohnya. Walaupun belum resmi di Indonesia. Tapi yang jual Freeman di sini tuh rame banget ya. Hanya aja, harga dan varian tetap lebih unggul di negri jiran, Malaysia.
Plusnya lagi, karena disana sudah resmi masuk dan didapatkannya pun di drugstore resmi. Sehingga masalah ke-original-an-nya lebih terjamin.
4. Harus melek harga asli dan paham nilai mata uang negara tersebut dalam versi rupiah. Serta juga memahami rules jual beli di negara tersebut.
Contohnya, dari info yang aku dapat nih. Di Jepang setiap pembelian dikenakan pajak 8% dari harga asli barang. So, ada biaya extra diluar harga, fee, dan ongkir. Kenapa harus tahu ini? Agar kita paham apakah harga yang diberikan pantas atau tidak?
----------------
Nah, kalian tim yang dititipin atau tim yang nitip nih?
Punya pengalaman ajaib juga seputar perjastipan?
Boleh ikutan curcol di komen ya beb.
Semoga post ini bisa mencerahkan dan bermanfaat ya...
XOXO
Madamabi___
Saking maraknya bahkan ada yg bkin aplikasi jastip, bisa bgt kan liat pluang
ReplyDeleteAku tipikal mager dan senang nitip. Kalo emang aku butuh aku pasti nitip.wkwkw. apalagi kalo yang buka jastip langsung rekomen barang, apalagi sheet mask ku langsung bilang iya. Wkwkww. Dengan jastip begini aku jadi tau barang barang apa yang dijual disana.
ReplyDeleteKmrn nyobain aplikasi jastip kak tapi ribet apa lagi eike anaknya malesan mikir panjang buat ganti barang klo yg dimau ga ketemu.
ReplyDeleteKalau aku tim nitip dong males ribet anaknya kalau dititipin.
ReplyDeleteNolong banget sih emang jasa jastip itu
Aku tim nitip dong. Aku aja suka kerempongan dengan belanjaan sendiri. Paling ngenes kalau harus beli barang org lain. Wkwkkw
ReplyDeleteAku belum pernah coba Jastip. Takut terkendala di harga. Emang sih senang dapat produk langka 😆
ReplyDelete