Tuesday, September 22, 2020

Book Review: Aroma Karsa



Penulis: Dee Lestari
Editor: Dhewiberta
Penerbit: Bentang Pustaka
Harga: Rp 125.000 (pulau Jawa)
Cetakan Pertama: 2018
Halaman: 710 Halaman


"Manusia lebih mudah dipengaruhi oleh yang tidak terlihat."


Kedekatan dan kekaguman Raras Prayagung terhadap Eyang Putrinya, Janirah Prayagung. Membuatanya mempercayai dan mengamini perkataan dan permintaannya. Salah satunya adalah, Puspa Karsa.


Legenda "bunga sakti" si pengendali kehendak yang dibacakan oleh eyangnya dari sebuah lontar kuno sebagai dongen pengantar tidur.


Tekad Raras yang begitu kuat untuk menemukan Puspa Karsa, yang masih simpang siur keberadaanya. Membuatnya rela melakukan apapun.


Hingga akhirnya bertemu dengan Jati Wesi. Si peracik parfum berhidung tikus dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang. Julukan yang ia dapatkan, karena kemampuan indera penciumannya yang begitu tajam. Melebihi kenormalan hidung manusia pada umumnya.


Karena atusiasnya yang begitu tinggi terhadap wewangian, membuat Jati melakukan kesalahan dengan meng-copy formula Puspa Ananta. Parfum keluaran Kemara, perusahaan kecantikan milik keluarga Prayagung. Kemudian menjualnya di Toko parfum isi ulang, Attarwalla, tempatnya berkerja.


Dari sinilah semuanya bermulai.


Konon, berdasarkan info dari eyangnya, orang dengan kemampuan seperti Jati-lah yang akan membatu Raras menemukan Puspa Karsa yang tidak diketahui wujudnya seperti apa.


Namun, banyak hal yang bergulir melebihi ekspektasi Jati. Lepas dari bedeng Bantar Gebang dan hidup nyaman di rumah mewah di kawasan Sentul. Bertemu dengan seseorang yang memiliki kesamaan dengannya dalam hal penciuman. Tanaya Suma, putri Raras Prayagung. Serta pengalaman lainnya yang rasanya mustahil dia bayangkan sebelumnya.


Lebih daripada itu, dari hal ini Jati juga menemukan fakta lain tentang dirinya sendiri. Mengapa Suma juga memiliki kemampuan sama dengannya dan juga kenapa Raras Prayagung begitu menginginkan Puspa Karsa?


Misteri demi misteri terpampang dan meninggalkan keping-keping yang memperjelas segala tanya. Tidak hanya tanya dalam benak Jati seorang, namun juga pertanyaan yang juga memenuhi kepalaku, selaku pembaca.





Karya-karya Dee Lestari selalu mampu menghanyutkan aku untuk masuk ke dalamnya. Termasuk yang satu ini, Aroma Karsa.


Buku ke-12 dari pemilik nama asli, Dewi Lestari Simangungsong ini membuat aku ingin mengetahui banyak hal yang terdapat di dalamnya. Seperti pelajaran Sejarah zaman SMA dulu. Karena benar-benar jadi penasaran dengan Kerajaan Majapahit. Meskipun fiksi, tetap saja, pengaitan dengan kerajaan terbesar di Indonesia itu membuat pikiran ini jadi bertanya-tanya. Eh ini beneran nyambung apa gimana sih?


Apalagi ada sentuhan mitologi jawa yang semakin membuat kisah ini semakin "indah" dan magis. Karena aku juga punya ketertarikan yang amat sangat dengan kisah-kisah mitologi.


Lalu kemudian, melambungkanku ke pelajaran Kimia juga. Membayangkan diri lagi di laboraturium meracik parfum.


Sepanjang membaca novel ini, aku juga merasa akrab sekali dengan perusahaan kosmetik tertua di Indonesia yang erat kaitannya dengan keraton itu.


Riset Dee yang cukup dalam ketika menulis. Membuat cerita ini seperti mampu menarik pembaca dan melambungkannya ke setiap sudut pikiran Dee pada saat itu.


Belum lagi, pemilihan kata-kata yang tidak biasa namun tidak sulit untuk dipahami. Membuat novel makin terasa nikmat untuk terus ditelusuri. Pemilihan kata-kata dan penggambaran ceritanya benar-benar berkesan.




Ada titik di mana aku ngebatin, "oh ada ya kata seperti ini" atau "ya ampun, nemu di mana sih kalimat begini". Bahasanya santai, tapi ngga pasaran. Namun tidak berat dan kaku. Apalagi sampai membuat otak lelah.


Penggambaran setiap tokohnya juga pas. Raras yang ambisius. Janirah yang dikuasai rasa penasaran yang luar biasa besar. Suma yang kurang fleksibel.


Apalagi untuk karakter Jati. Polos, lugu, naif dan kejujuran yang suka meluncur dari mulutnya begitu saja. Benar-benar pas pada porsinya. Bukan lugu dan polos yang terasa lebay. Khasnya orang yang memang mainnya di situ-situ aja dan pengalaman hidup ngga banyak gitu lho. Ya maklum, kan hidupnya Jati 26 tahun hanya seputar bekasi. Bahkan ngga tahu gunung dan laut gimana bentuk nyatanya.


Meskipun kemampuan hidung Jati yang super sensitif dan keahlianya bikin parfum. Mengingatkan aku dengan Jean- Baptiste di Perfume: The Story of a Murderer-nya Patrick Suskind. Dee berhasil mengarahkan cerita ke arah yang berbeda. Sehingga bayang-bayang kemiripan di awal perlahan lenyap.


Karena halamannya cukup tebal. Tokoh di novel ini bisa dibilang banyak. Ya, jelas lah. Alurnya juga panjang sih. Tapi, meskipun begitu tokoh yang banyak tadi, tidak membuat bingung. Karena muncul dan dideskripsikan dengan porsi yang pas.


Ketebalan dan panjangnya alur ini, di akhir novel memang bikin aku agak love-hate. Suka karena banyak chapter yang muncul untuk memperjelas peristiwa yang saling berkaitan. Tapi, karena seperti ada penjelasan di dalam penjelasan, memori jadi kesdistrak. Jadi kayak harus, baca lagi sedikit di bagian yang saling berkaitan. Biar otak mampu menyambung cerita selanjutnya.


Bisa dibilang, meskipun sangat menikmati novel ini. Aku tidak dapat mengatakannya sempurna. Entahlah.. Mungkin kendali puspa karsa sudah berkerja padaku dari awal, sampai aku menamatkannya.


Beneran deh, bok. Kayak susah lepas pas baca ini. Bahkan pas baca ini, aku ngerasa kayak sedikit mengabaikan hal-hal yang harus aku prioritaskan. Seperti kerjaan rumah tangga, deadline nulis, bahkan anak. Haha. Emang parah sih efek kendalinya. Tapi tenang, masih mampu teratasi kok. Hihi. *pembelaan diri*




Ya demikianlah ya bok, review buku ala-ala dalam rangka membangkitkan semangat menulis yang lagi lenyap ini. LOL.


Btw, aku dulu pernah juga sih review selain beauty di blog ini. Review film, boleh mampir KE SINI juga ya.


XOXO


Madamabi___

1 comment:

  1. baca ulasanmu ttg buku ini, jadi buat aku kepengen baca sekarang juga. dan jd ingat film parfum. hehe

    keren sar ulasan darimu. ditunggu ulasan buku buku selanjutnnya ya..

    ReplyDelete

Hai. Terimakasih sudah membaca postingan ini. Silahkan memberi komentar yang baik dan tentu saja sopan ya dear. 😘

Review: Rintik Skincare No Bump Lotion

Bebs, Merawat kulit dan menjaga skin barrier itu,ngga hanya berlaku untuk kulit wajah lho! Namun juga kulit tubuh kita. Kenapa? Karena... Ku...